Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Laman

BISMILLAHI AR-RAHMAN AR-RAHIIM

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Selasa, 12 Mei 2009

Agar Tak Terjerat Financial Infidelity

Sebaiknya bicarakan saja, siapa tahu suami malah memberi dukungan.


KOMPAS.com - Pernahkah Anda mengidamkan sebuah barang yang begitu mahal, sehingga Anda berbohong kepada suami mengenai harganya agar tidak kena semprot? Atau, sudah menjelang akhir bulan, karena saldo rekening sudah menipis, Anda nekad menggesek kartu kredit untuk membeli sepatu. Lalu, Anda menyimpan dulu dus sepatu di kantor sampai bulan depan, agar suami tidak tahu bahwa Anda masih saja shopping pada "tanggal tua"? Bila ya, Anda telah melakukan apa yang diistilahkan dengan "financial infidelity".

Pada financial infidelity, Anda melakukan affair, perselingkuhan, atau kebohongan, bukan mengenai pria lain melainkan mengenai keuangan. Mungkin Anda tidak berbohong, hanya menyembunyikan sesuatu yang menurut Anda tidak layak diketahui pasangan. Anda sadar, jika mengetahui hal ini pasangan pasti akan marah besar pada Anda. Namun menurut Bonnie Eaker Weil, PhD, psychotherapist dari New York dan penulis Financial Infidelity, meminta sesuatu masih lebih baik daripada menipu.

“Tidak ada yang lebih penting daripada kebohongan finansial," ujar Bonnie. "Entah Anda menyembunyikan tas belanjaan, membuang price tag-nya, atau berbohong mengenai gaji atau hutang Anda, artinya Anda telah tidak setia secara finansial. Tanda dari hubungan yang baik adalah Anda dapat membicarakan apa pun dengan pasangan." Jadi, jika salah satu atau kedua belah pihak tidak jujur mengenai uang, ada sesuatu yang tidak beres.

Bagi beberapa pasangan, kebiasaan ini dapat ditarik mundur dari saat ketika pihak wanita tidak bekerja, dan pria yang mengontrol pengeluaran. Kemudian, hal ini berkembang, kita berbelanja gila-gilaan karena merasakan kepuasan dari kegiatan tersebut. Agar tidak kepergok pasangan, beberapa perempuan juga memilih berbelanja dengan kartu debet, daripada dengan kartu kredit.

Meskpun demikian, perempuan bukan satu-satunya yang bersalah dalam menyembunyikan keuangannya, demikian pendapat Alan Lavine, kolumnis keuangan yang menulis Quick Steps to Financial Stability bersama istrinya, Gail Liberman. Namun ketidakjujuran yang dilakukan pria diwujudkan dalam bentuk yang berbeda, misalnya taruhan bola di kantor atau di tempat pergaulan. "Beberapa pria juga bermain saham tanpa memberitahu istrinya," kata Alan.

Sisihkan untuk masing-masing keperluan
Cara paling bijak untuk tetap jujur adalah dengan berbicara dari hati ke hati sebelum salah satu dari pasangan tergoda untuk membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang bukan merupakan kebutuhan pokok. Anda juga perlu mengatakan yang sesungguhnya bila gaji kurang mencukupi, ketidakmampuan membayar tagihan-tagihan, atau kebiasaan impulsive buying Anda. Sampaikan pada pasangan berapa gaji Anda, berapa hutang-hutang Anda, berapa jumlah saldo rekening di bank, bahkan berapa yang Anda berikan kepada orangtua. “Itu pun memainkan peran penting dalam tingkah laku kita," ujar Bonnie.

Setelah Anda menyampaikannya kepada suami, Anda akan merasa lega, bagaimana pun reaksi suami. Cara terbaik untuk melontarkan topik ini adalah dengan mengatakan kepada suami bahwa ada sesuatu hal yang ingin Anda bicarakan. Dengan demikian, menurut Alan, pasangan cenderung tidak akan begitu marah, dan bersedia untuk mengatasi masalah ini bersama-sama.

Begitu Anda dan pasangan mengetahui apa yang menjadi masalah, kini waktunya menyusun rencana finansial. "Pastikan Anda memiliki visi yang sama mengenai rencana jangka panjang, seperti membeli rumah atau pensiun dini," ungkap Barbara Steinmetz, perencana keuangan di San Mateo, California.

Anda tak perlu khawatir, hal ini tak berarti Anda tak bisa bersenang-senang lagi. "Masing-masing dari Anda tetap harus memiliki otonomi untuk belanja harian," kata Bonnie. Untuk beberapa pasangan lain, jalan keluar paling sederhana adalah memisahkan rekening seperti saat masih lajang. Masing-masing dari Anda harus menyisihkan sejumlah dana untuk rekening bersama, namun juga membelanjakan dan menabung untuk masing-masing rekening pribadi.

Bila Anda menginginkan suatu barang dengan harga mahal (dalam kasus pria contohnya sepeda berharga puluhan juta), sampaikan impian Anda ini kepada pasangan. Jika suami mengerti apa yang Anda impikan, mungkin ia akan memberi jalan keluar mengenai bagaimana mendapatkannya. Misalnya, menabung dulu selama beberapa bulan. Dengan cara ini, barang dapat Anda peroleh, konflik pun dapat dihindari.

DIN
Sumber : Your Tango

Tidak ada komentar:

Posting Komentar