Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Laman

BISMILLAHI AR-RAHMAN AR-RAHIIM

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Maret 2010

5 Hal yang Menghambat dalam Merancang Tujuan Hidup

oleh: Falda


Ada 5 hal yang menghambat kebanyakan orang dalam merancang tujuan / goal hidupnya, yaitu :
1. Keyakinan yang Membatasi
Banyak orang hanya memimpikan apa yang ingin mereka miliki. Namun ketika harus membuat komitmen untuk membuat rencana dan target yang spesifik, mereka tidak peduli. Sering berkata: “Tidak mungkin” atau “Itu sulit” atau mereka tidak mau bertindak/action. Sesungguhnya itu hanyalah keyakinan dan perasaan yang menghambat saja yang jika kita tidak menghilangkannya maka kita tidak akan pernah berani merancang tujuan/goal hidup yang lebih baik.
2. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan
Banyak orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kebanyakan orang yang tidak berani untuk bermimpi. Kita perlu belajar bagaimana membuka imajinasi kita dan menghidupkan pikiran kreatif kita menjadi bebas…bebas dari ketakutan dan larangan-larangan sehingga kita dapat bermimpi dengan jelas dan menjalani hidup sesuai dengan yang kita inginkan.
3. Takut Gagal
Ketakutan terhadap kegagalan, penolakan, dan rasa malu adalah hal-hal yang menghantui kebanyakan orang untuk mulai bertindak/action. Satu-satunya orang yang dapat mengatakan kepada kita bahwa kita gagal adalah diri kita sendiri.
Orang-orang sukses mendefinikan kegagalan secara berbeda. Kegagalan bagi mereka merupakan umpan balik untuk memperbaiki lagi tindakannya. Mereka merasa gagal jika mereka menyerah. Selama mereka masih terus berusaha dan tidak menyerah, berarti mereka belum gagal!
4. Ketergantungan pada Hidup yang Mudah
Kebanyakan orang cenderung menghindari resiko karena mereka sudah ketagihan menjalani hidup yang mudah, hidup yang nyaman dan mereka takut kehilangan itu. Tidak ada jalan pintas untuk kesuksesan di bidang apa pun. Kita mesti mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan semangat pengorbanan dan kita akan mendapatkan imbalannya.
5. Pernah Gagal Mencapai Tujuan yang Dibuat
Banyak orang telah menetapkan tujuan hidup, namun tidak berhasil mencapainya sehingga akhirnya mereka menyerah. Sebenarnya bukan tujuannya yang tidak sesuai, tetapi kita yang belum sesuai melakukan tindakan seperti seharusnya.
Dalam menetapkan tujuan merupakan kunci awal dalam formula sukses. Setelah penetapan tujuan/goal, haruslah diikuti dengan pengembangan strategi, tindakan/action dan merubah strategi berdasarkan umpan balik dari kegagalan yang ditemui.
Semoga sharing ini bermanfaat untuk teman-teman yang ingin memulai bisnisnya. Hilangkan rasa ketakutan dan kegagalan dengan menyusun rancangan tujuan/goal hidup yang baik, specific dan terukur, fun atau menggembirakan dengan menciptakan ide-ide yang akan menghasilkan lompatan kesuksesan….Apa yang



Apa yang kita yakini dalam hidup? Teringat buku “Master Your Mind Design Your Destiny” karya Adam Khoo, di buku tersebut terdapat bahasan apa yang menghambat kebanyakan orang dalam merancang hidupnya.


1. Keyakinan yang Membatasi

Banyak orang hanya memimpikan apa yang ingin mereka miliki. Namun ketika harus membuat komitmen untuk membuat rencana dan target yang spesifik, mereka tidak peduli. Sering berkata: “Tidak mungkin” atau “Itu sulit” atau mereka tidak mau bertindak/action. Sesungguhnya itu hanyalah keyakinan dan perasaan yang menghambat saja yang jika kita tidak menghilangkannya maka kita tidak akan pernah berani merancang tujuan/goal hidup yang lebih baik.

2. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan

Banyak orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kebanyakan orang yang tidak berani untuk bermimpi. Kita perlu belajar bagaimana membuka imajinasi kita dan menghidupkan pikiran kreatif kita menjadi bebas…bebas dari ketakutan dan larangan-larangan sehingga kita dapat bermimpi dengan jelas dan menjalani hidup sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Takut Gagal

Ketakutan terhadap kegagalan, penolakan, dan rasa malu adalah hal-hal yang menghantui kebanyakan orang untuk mulai bertindak/action. Satu-satunya orang yang dapat mengatakan kepada kita bahwa kita gagal adalah diri kita sendiri.

Orang-orang sukses mendefinikan kegagalan secara berbeda. Kegagalan bagi mereka merupakan umpan balik untuk memperbaiki lagi tindakannya. Mereka merasa gagal jika mereka menyerah. Selama mereka masih terus berusaha dan tidak menyerah, berarti mereka belum gagal!

4. Ketergantungan pada Hidup yang Mudah

Kebanyakan orang cenderung menghindari resiko karena mereka sudah ketagihan menjalani hidup yang mudah, hidup yang nyaman dan mereka takut kehilangan itu. Tidak ada jalan pintas untuk kesuksesan di bidang apa pun. Kita mesti mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan semangat pengorbanan dan kita akan mendapatkan imbalannya.

5. Pernah Gagal Mencapai Tujuan yang Dibuat

Banyak orang telah menetapkan tujuan hidup, namun tidak berhasil mencapainya sehingga akhirnya mereka menyerah. Sebenarnya bukan tujuannya yang tidak sesuai, tetapi kita yang belum sesuai melakukan tindakan seperti seharusnya.

Dalam menetapkan tujuan merupakan kunci awal dalam formula sukses. Setelah penetapan tujuan/goal, haruslah diikuti dengan pengembangan strategi, tindakan/action dan merubah strategi berdasarkan umpan balik dari kegagalan yang ditemui.

Semoga sharing ini bermanfaat untuk teman-teman yang ingin memulai bisnisnya. Hilangkan rasa ketakutan dan kegagalan dengan menyusun rancangan tujuan/goal hidup yang baik, specific dan terukur, fun atau menggembirakan dengan menciptakan ide-ide yang akan menghasilkan lompatan kesuksesan….

source dari milist TDA : oleh Iim Rusyamsi

http://fadla.wordpress.com/

Rabu, 03 Maret 2010

Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri


1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Ingat bahwa semua kita berbeda. Kita tidak semua melihat dan bertindak sama dan kita dianugerahi kekayaan yang sama. Jika anda mulai membuat perbandingan dengan setiap orang, anda akan menyiksa diri sendiri dan tidak ingin melakukan sesuatu dalam proses.


2. Berhenti merendahkan diri sendiri

Cobalah mengenal nilai-nilai diri sebagai seorang individu. Anda sangat istimewa dan anda perlu menyadari hal itu. Jika orang tidak menemukan dalam diri anda sesuatu yang menarik, itu masalah mereka. Ada banyak orang diluar sana yang akan menyukai anda seperti diri anda.


3. Buat daftar kelebihan kemampuan anda dan coba merealisasikannya

Fokuskan pada sesuatu yang membuat anda istimewa atau sesuatu yang membuat seseorang nyaman dengan anda. Anda memiliki senyum atau kemampuan membuat orang tertawa. Atau mungkin anda memiliki bakat terpendam yang tidak pernah anda sadari.


4. Lebih banyak melibatkan diri

Cobalah untuk mencari hobi yang anda sukai, bergabung dengan klub olahraga atau ikut kerja sebagai sukarelawan. Lebih banyak waktu yang anda habiskan pada sesuatu yang menstimulus anda, semakin sedikit waktu untuk merendahkan diri sendiri.


5. Bergabunglah dengan orang positif

Seringkali lingkungan yang penuh ketegangan dikelilingi oleh orang yang sinis dan depresi yang hanya sedikit mendorong semangat anda. Alih-alih, bergabunglah dengan mereka yang bisa membuat anda bahagia yang benar-benar ingin membantu anda menghormati diri sendiri.


rhaiyablox.blogspot.com

Selasa, 12 Mei 2009

Pengayuh Becak Lulus S1 dengan IPK 3,01



Eccentric Fri, 14 Nov 2008 11:25:00 WIB

Sehari-hari Wawan Kurniawan (28) hanyalah seorang pengayuh becak. Namun siapa sangka pria yang biasa mangkal di depan kantor pos Purworejo itu adalah seorang mahasiswa berprestasi. Sabtu (8/11), dia diwisuda dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01. Berikut laporannya.

Meski profesinya hanya tukang becak dengan pendapatan pas-pasan dan bahkan sehari-hari penghasilannya sering tidak bisa dipastikan, Wawan Kurniawan tetap punya prinsip dan slogan dalam hidupnya. ’’Optimistis dan jangan pernah menyerah tanpa usaha,’’ tandas warga RT 3 RW 8, Baledono Krajan, Purworejo itu.

Ya, dengan semangat itulah, dia berhasil meraih cita-citanya menjadi mahasiswa yang berprestasi. Menurut dia, pengayuh becak hanyalah profesi. Dan, dia mengaku tidak malu menyandang profesi itu. Apalagi sejak kelas satu SMA dia memang sudah mengayuh becak.

Setiap hari, pukul 05.00-pukul 17.00, pria yang lahir di Purworejo 24 Desember 1980 itu mangkal di depan kantor pos Purworejo. Sabtu (8/11), mahasiswa Fakultas Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) ini diwisuda dengan IPK 3,01. IPK tersebut tertinggi di fakultasnya.

Kemarin, dia sibuk mengurus ijazahnya karena akan digunakan untuk mendaftar CPNS di Pemkab Purworejo. Meski ada keinginan menjadi pegawai negeri, dia tetap masih punya niat melanjutkan kuliah di UGM Yogyakarta.
Bagaimana dengan becaknya? ’’Ya, itu tetap akan saya pertahankan. Saya akan jadi pengayuh becak di Yogya,’’ katanya.

Bagi dia, becak yang dipakai saat ini punya nilai sejarah tersendiri. Becak itu semula adalah milik kakaknya. Namun becak itu kemudian menganggur karena kakaknya masuk pesantren. Sejak tahun 1997, becak dia pakai untuk mencari nafkah. Tempat mangkal favorit adalah di depan kantor pos Purworejo.

Dia mengungkapkan, penghasilan sebagai tukang becak ada pasang surutnya. Terkadang dalam sehari dia tidak mendapat uang sama sekali. Akan tetapi menjelang Lebaran lalu, Wawan pernah mendapat uang Rp 100 ribu/hari.
Hasil jerih payahnya itu, sebagian dimanfaatkan untuk membayar uang kuliah, meski dia sadar seringkali penghasilannya masih kurang untuk biaya di perguruan tinggi. Seingat dia, pada tahun pertama membayar Rp 2 juta. Selanjutnya untuk biaya per semester Rp 750 ribu. ’’Ya, kalau kurang, saya pinjam teman,’’ tuturnya.

Giat Belajar
Untuk bisa belajar sambil bekerja, dia berusaha membagi waktu. Bila ada jam kuliah, dia berusaha masuk. Setelah itu kembali ke pangkalan becak. Kapan belajar? Menurut Wawan, belajar biasa dilakukan pada malam hari. Dia juga biasa membawa buku-buku kuliah di laci becak. Bila sedang tidak ada penumpang, dia memanfaatkannya untuk belajar. ’’Dulu pas ramai judi togel saya pernah dikira sedang meramal nomor. Padahal sedang belajar,’’ ujarnya.
Selama menjadi tukang becak, kata dia, tentu ada suka dan dukanya. Dia sering mengantar teman sekampus atau dosen, namun Wawan mengaku tidak malu melakukannya.

Dia juga pernah diberi uang Rp 170 ribu dari seorang warga Ngombol, Purworejo yang kini di Jakarta. Mulanya orang yang mengaku pensiunan polisi itu minta diantar dari Hotel Bagelen ke masjid di alun-alun. Ketika penumpang bertanya status dan pendidikan, dia jawab masih kuliah di UMP.

Mungkin karena merasa kasihan, penumpang menyodorkan uang Rp 20 ribu. Keesokan harinya, dia ngobrol lagi dengan penumpang itu. Wawan pun diberi uang Rp 50 ribu untuk biaya kuliah. Beberapa saat setelah itu, orang yang sama menyempatkan datang ke rumahnya dan memberikan uang Rp 100 ribu.

Tentang dukanya, menurut Wawan, dirinya pernah diminta mengantar seorang wanita ke Pasar Baledono, Purworejo. Sesampai di tempat tujuan, penumpang itu turun dan dia diminta menunggu. ’’Eh ternyata tidak nongol lagi,’’ ungkap anak ke-4 pasangan Ambari dan Chamidah itu.

Meski lahir dari keluarga kurang mampu, karena ayah dan ibunya hanya berjualan es tape di alun-alun dan di rumah, semangat Wawan perlu ditiru. (Eko Priyono-46)

Sumber: SuaraMerdeka

Senin, 04 Mei 2009

9 Langkah Menjadi Pengusaha Sukses

kebunku@yahoogroups.com

1.START WITH A DREAM
2.LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
3.LEARN THE BESICS OF BUSINESS
4.WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
5.SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
6.WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
7.MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
8.DEAL WITH FAILURES

9.JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila Anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan: READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM!.
Putuskan dan kerjakan sekarang.

Jumat, 01 Mei 2009

Kisah sukses

HelmY Yahya

swadexi

Di tengah kesibukannya Helmy yahya masih menyempatkan diri menulis novel. Triwarsana perusahaan yang kini ditanganinya mungkin adalah Production House tersibuk di Indonesia, akhir tahun ini saja mereka akan menangani 30 program acara televisi.

Tampaknya sulit mencari orang yang tidak mengenal Helmy Yahya. Tokoh pengusaha muda yang akrab dengan dunia hiburan televisi, se-abreg aktivitas kini ditekuninya. Namun kalau boleh memilih antara menjadi seorang entertainer, pembawa acara (MC), dosen, manajer, artis, penyanyi atau menjadi seorang pengusaha, Helmy yahya lebih suka jika orang mengenalnya sebagai seorang pengusaha. Karena menurutnya ter-cebur-nya ia ke dunia entertainment hanyalah sebuah kebetulan semata. Di tengah kesibukannya Helmy masih tercatat sebagai Dosen STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) untuk mata kuliah Pemasaran, Teori Akuntansi, dan Etika Bisnis, pastilah menyenangkan menjadi salah seorang mahasiswanya. Menjadi dosen adalah salah satu komitmennya yang akan terus ia lakoni, “Saya berasal dari dunia kampus, jadi saya tidak akan meninggalkannya,” ujarnya.


Semua berawal dari sebuah pertunjukan musik di STAN, Helmy saat itu bersama teman-temannya mengundang Ireng Maulana. Tampaknya Ireng Maulana sangat terkesan dengan gaya Helmy memanajemeni pertunjukan tersebut, kebetulan saat itu Ireng Maulana All Stars adalah band pengisi acara “Berpacu Dalam Melodi” yang diasuh oleh Master of Quiz Indonesia Ibu Ani Sumadi. Sejurus kemudian Helmy telah bergabung dengan Ani Sumadi Production, sepuluh tahun lamanya (kurun waktu 1989-1999) ia menimba ilmu dari Ibu Ani Sumadi, merasa dirinya harus lebih berkembang maka pada tahun 1999 ia memutuskan keluar dari Ani Sumadi Production, dan langsung mengibarkan bendera Joshua Enterprise dan Helmy Yahya Production House, keduanya kemudian dilebur dalam satu wadah Triwarsana yang merupakan perusahaan patungan antara Helmy Yahya, Joddy Suherman (ayah Joshua-red) dan Liem Sio Bok.

Redaksi Manajemen berhasil mewawancarai Helmy Yahnya, setelah pengambilan gambar Kuis Siapa Berani. Wawancara berlangsung di dalam mobil pribadinya, karena satu jam kemudian ia harus menghadiri pertemuan dengan kliennya. Helmy memilih duduk di bangku depan, seolah ia tidak ingin tampak seperti seorang bos yang duduk di kursi belakang, dan tidak akan masuk ke mobil sebelum sang sopir membukakan pintu untuknya. Mobilnya sarat dengan tumpukan buku, sebakul penuh oleh-oleh dari kota kembang buah tangan peserta Kuis Siapa Berani. Di dalam mobil juga ada Reinhard Tawas wakil Helmy di Triwarsasa yang dulu pernah dikenal sebagai komentator NBA Games di SCTV. Selanjutnya wawancara mengalir, dan Helmy yahya pun bertutur tentang perjalanan suksesnya.

Saya tidak pernah memimpikan keberhasilan ini, karena saya memimpikannya lebih berhasil dari ini, ha…ha..ha… Tidak, saya tidak pernah bermimpi, saya pikir hidup saya akan menjadi seorang professional seperti dokter atau insinyur, saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang entertainer atau memiliki perusahaan. Saya Cuma bermimpi untuk menjadi kaya. Cita-cita saya sebelumnya adalah menjadi seorang dokter, namun anehnya saya tidak pernah menempuh pendidikan yang seharusnya ditempuh untuk menjadi seorang dokter. Saya malah memilih akuntansi, karena pada saat itu saya harus mencari sekolah yang ‘gratis’ karena saya yakin kedua orang tua saya tidak akan pernah mampu membiayai sekolah saya. Oleh karena itu saya keluar dari IPB dan masuk STAN.

Saya menyikapi anggapan orang yang menganggap saya sekarang lebih tinggi dari kakak kandung saya Tantowi Yahya secara biasa-biasa saja, saya akui saya banyak belajar darinya. Kami sama-sama memulai dari nol, jadi saya pikir kita sama-sama mensyukuri apa-apa yang telah kami dapatkan. Sekarang mungkin saya sedikit lebih unggul dari Tanto, mungkin lain waktu kembali Tanto yang lebih unggul, bagi saya nggak ada masalah, wong bersaing dengan orang lain saja saya tidak ada masalah apalagi dengan kakak sendiri.

Saya bersyukur kepada kedua orang tua saya yang memungkinkan saya untuk meraih semua ini, ayah saya sudah meninggal dan ibu saya sudah tua dan sekarang sering sakit-sakitan. Kedua saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada istri saya tercinta, Harfansi Yahya, tanpa dukungan darinya saya tidak akan menjadi seperti sekarang, juga kepada ketiga anak saya.

Saya tidak pernah membuat pentahapan dalam mencapai apa yang kini saya dapatkan, saya bukan orang yang begitu rigid dan menyusun planning, filosofi saya mengalir saja, yang penting saya berusaha untuk jalan terus, saya berusaha agar setiap hari ada sesuatu yang bertambah. Namun demikian saya tidak pernah terkejut dengan apa yang saya dapatkan, karena apa yang saya dapatkan adalah hasil dari sebuah proses, jadi saya tidak pernah mengenal apa yang dikatakan orang “aji mumpung” atau mendapatkan sesuatu dari sebuah ketidak sengajaan. Walaupun menurut saya Kuis “Siapa Berani” itu merupakan sebuah serendipity, sebuah kebetulan yang kemudian menjadi sesuatu yang sangat luar biasa.

Masa-masa ketika saya hanya menjadi dosen di STAN dengan gaji yang sangat terbatas, dengan tiga orang anak adalah masa-masa yang sulit dalam perjalanan karir saya, saat-saat seperti inilah saya mendapatkan pelajaran kehidupan. Masa kecil saya sangat memprihatinkan, saya tidak pernah minum susu, tidak pernah mengenal sabun mandi, tidak pernah mengenal shampoo, baju pun seadanya, celana saya hanya dua hingga tiga potong saja, seringkali saya bermain dengan bertelanjang dada, tidak ada yang istimewa, saya lebih banyak belajar di jalanan. Itu juga yang dialami oleh keempat saudara saya yang lainnya termasuk Tanto, kehidupan yang sangat memprihatinkan inilah yang kemudian memotivasi kami untuk menggapai kesuksesan. Ayah kami senantiasa mengatakan, “Jangan keduluan gaya daripada penghasilan.” Jadi sebelum berhasil jangan gaya-gayaan dulu namun jika sudah sukses mau gaya apapun silakan saja. Satu lagi yang saya ingat, kedua orang tua kami adalah orang tua yang tidak dengan mudah akan memenuhi apa yang kami minta, mereka baru mau memberikan sesuatu, setelah kami anak-anaknya melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Kenyataannya pahit di masa lalu inilah yang kemudian menjadi semacam bekal untuk menghadapi keadaan sesulit apapun, dan saya selalu mengatakan apa yang saja dapatkan sekarang adalah akumulasi dari kerja keras dan keprihatinan yang telah saya lalui selama ini.

Dari setiap kegagalan saya selalu dapat menarik pelajaran darinya, seperti ketika banyak orang yang mengatakan Film “Joshua oh Joshua” gagal, namun menurut saya tidak. Karena ternyata ketika film itu ditayangkan di televisi pada malam tahun baru ratingnya 17, dan itu adalah rating tertinggi, lebih tinggi dari acara yang dikemas secara khusus dengan biaya yang tinggi pada malam yang sama. Produser film Joshua oh Joshua masih kerap menghubungi kami, namun kami sendiri yang merasa kapok’ . Karena kita harus tahu diri, karena di film terlalu banyak menyita waktu. Dan pada awalnya ketika kami menggarap film itu tak lain sebagai bentuk apresiasi kami kepada perfilman nasional, itu saja.

Saya selalu bersiap diri untuk mengantisipasi kegagalan, bersiap diri untuk menghindari kegagalan. Misalnya saya ditunjuk untuk membawakan acara yang sama sekali baru bagi saya, tentunya akan menyebabkan rasa nervous, dan untuk menghilangkan rasa itu saya mempersiapkan diri. Contoh lainnya ketika saya beberapa saat yang lalu ditantang oleh Renny Jayusman untuk menyanyikan lagu-lagu rock di Hard Rock Café, jujur saya akui ini adalah sesuatu yang baru bagi saya, dan jika selama ini saya kerap menantang orang di Kuis Siapa Berani, lalu mengapa saya harus mundur jika saya mendapatkan tantangan. Saat itu ada rasa takut di diri saya jika saya akan gagal. Bahkan Tanto marah besar kepada saya ketika saya menerima tantangan itu, bagi Tanto buat apa saya mempertaruhkan reputasi saya untuk hal yang menurut Tanto tidak patut untuk dilaksanakan. Menurut saya satu-satunya menjawab tantangan itu adalah dengan mempersiapkan diri, bukan malah lari, dan Alhamdulillah saya berhasil, setelah pertunjukan itu saya berhasil mendapatkan kontrak, saya langsung kontrak untuk rekaman, saya juga mendapatkan kontrak untuk sebuah acara musik di televisi.

Kita membutuhkan tantangan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik, dan jika Anda dihadapkan pada sebuah tantangan jangan mengelak dari tantangan itu, namun cobalah sekeras mungkin untuk menjawab tantangan itu, belajar dan berlatihlah secara terus menerus, dan ini yang saya lakukan.

Jika Tanto dikenal pertama kali lewat Kuis Gita Remaja, maka saya dikenal oleh khalayak luas lewat Kuis Siapa Berani, walaupun sebelumnya saya juga telah terlibat dalam banyak acara olahraga seperti NBA Games. Pengalaman saya membawa acara olahraga juga menarik, karena di sana saya bersama dengan Agus Maulo dan Reinhard Tawas seperti membawa genre baru. Karena kami membawakan acara olahraga tersebut dengan emosi yang baru, kami biasa berteriak, atau melakukan hal lainnya yang tidak pernah kita temui pada acara serupa di waktu-waktu sebelumnya. Saya juga sempat mendapatkan kritik, karena saya berbicara dengan speed yang tidak wajar, namun saya bilang kepada mereka inilah sport, inilah basket ball semuanya berlangsung cepat. Dan Anda lihat sekarang hampir semua pembawa acara olahraga telah berubah, saya senang jika saya bisa membawa sebuah perubahan.

Saya juga butuh sekali tim yang baik untuk mendukung karir saya dan tentunya untuk kepentingan Triwarsana. Saat ini Triwarsana telah menangani 17 program acara televisi, dan di akhir tahun nanti Insya ALLAH akan menjadi 30 program acara. Karena bagi kami melakukan semua ini adalah tuntutan agar kami dapat terus berkembang, dan saya tidak pernah ambil pusing jika ada orang yang kemudian menganggap saya greedy. Tim saya kini berjumlah 70-an orang. Anda bayangkan setiap program setidaknya harus ditangani oleh 5-6 orang, ini artinya tim saya telah bekerja dengan baik. Alhamdulillah saya tidak pernah dibuat pusing atau frustasi memikirkan segala sesuatunya agar dapat berjalan seperti yang kami harapkan, karena saya percaya tim saya sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. Kepercayaan adalah kata kuncinya, dan saya bersyukur seluruh tim saya adalah anak-anak muda yang dapat dipercaya, dan mereka bekerja selama 24 jam, mereka juga melakukan hal ini dengan hati yang tulus, mungkin saya telah menginspirasi mereka. Uniknya tidak ada satu pun dari anggota tim saya yang berlatar belakang dunia broadcast, termasuk saya yang berasal dari disiplin ilmu akuntansi, namun karena kita telah komitmen untuk terus belajar maka kami sebagai team work dapat dikatakan berhasil. Tidak berlebihan jika kemudian saya mengatakan, “Jika Anda ingin menyaksikan secara langsung the magic of team work lihatlah bagaimanana kami bekerja.”

Saya baru bisa tidur jam 12 malam. Biasanya saya menyempatkan diri untuk berenang sebentar antara 10 hingga 15 menit, bagi saya saat seperti ini adalah saat saya dapat melakukan relaksasi, sehingga kepenatan seharian bisa saya tuntaskan. Setelah itu saya lanjutkan dengan membaca buku. Aktivitas saja buka dengan melaksanakan Shalat Subuh. Jam 8 pagi saya harus sudah berada di Indosiar untuk Kuis Siapa Berani. Anda bayangkan dengan 17 program acara, kadang saya harus menyusun waktu sedemikian rupa agar saya bisa menyaksikan proses pengambilan gambar dari ke-17 program tersebut. Belum lagi dengan 6-7 kali meeting dalam seharinya. Malam harinya saya juga kerap didaulat untuk menjadi MC pada acara-acara tertentu. Dan saya bersyukur masih dapat mengaturnya dengan baik, sehingga tidak ada satupun yang tertinggal, terutama perhatian saya kepada keluarga saya, bagi saya ini adalah prioritas.